Setelah sekian tahun kegiatan di sekolah terhenti akibat pandemi Covid19, rupanya pemerintah melalui Dinas Pendidikan tidak kehabisan akal untuk mengejar ketertinggalan pendidikan. Salah satunya dengan terbitnya kurikulum baru yang disebut Kurikulum Merdeka. Dengan diimplementasikan Kurikulum Merdeka di seluruh sekolah di Indonesia, tentu saja SLB/B Karya Bakti turut mengikuti anjuran pemerintah untuk mencoba melaksanakan Kurikulum Merdeka di kelas pilihan yakni kelas 1, 4, dan kelas 7. Sejalan dengan dilaksanakan uji coba Kurikulum Merdeka, SLB/B Karya Bakti juga mewujudkan Proyek/ P5 sebagai penguat kurikulum yang diharapkan dapat membentuk profil pelajar pancasila.
Adapun kegiatan yang dilakukan sangat beragam. Di kelas 1 mengambil tema Kearifan Lokal dengan menampilkan gambar kreativitas siswa berupa Buah Carica dan Manisan Carica serta menuliskan deskripsi buah legendaris asli Dieng tersebut. Di kelas 4 mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dengan menyuguhkan benda-benda dari barang bekas yang dapat bermanfaat. Untuk kelas 7 yang kami sebut K7 SMPLB memilih beberapa tema. Untuk mapel Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris berkolaborasi membuat poster 2 bahasa dengan tema Anti Perundungan / No Bullying. Poster tersebut sesuai dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.
Selain Mapel Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, ada Mapel IPS dan PKN yang berkolaborasi mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika dengan membuat lukisan baju adat dan rumah adat di Indonesia. Untuk mapel TIK mengambil tema Kearifan Lokal dengan membuat Paper Toy Kuda Kepang. Mapel Matematika dan IPA berkolaborasi membuat kerajinan dari botol-botol bekas dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Semua hasil karya tersebut dipamerkan di bangsal asrama 1. Sebenarnya, karya-karya yang dipamerkan tidak hanya dari kelas 1,4, dan 7 tetapi juga dari seluruh kelas. Setidaknya, kelas-kelas yang lain juga ingin mengikuti euphoria gelar karya P5.
Hari yang dinanti akhirnya tiba, setelah semua karya sudah berjejer rapi dan siap dipamerkan di ajang panen karya. Kemudian, tampaklah satu persatu Orangtua/Wali Murid SLB/B Karya Bakti berdatangan sesuai dengan undangan yang telah dikirimkan oleh sekolah. Mereka kagum dengan hasil karya puteranya. Keindahan lukisan, kehebatan karya, keunikan produk, dan kreativitas anak-anak SLB/B Karya Bakti memang patut diberikan apresiasi. Tidak berhenti sampai di pameran, para orangtua dikagetkan oleh pertunjukkan Flashmob yang dilakukan oleh guru dan anak-anak SLB/B Karya Bakti di lapangan Tengah.
Flashmob yang diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih di tengah lapangan oleh Pak Arif, Guru olah raga, membuat orangtua dan segenap hadirin antusias. Mereka tak sabar ingin melihat pertunjukkan apalagi yang akan ditampilkan. Tak berselang lama, beberapa guru berlari ke tengah lapangan dan membentuk lingkaran diikuti oleh anak-anak dan beberapa guru yang sudah bersiap di pinggir lapangan juga turut mengajak orangtua untuk berlari ke tengah lapangan. Akhirnya, semua yang berada di lapangan mengikuti FlashMob senam Pelajar Pancasila dengan penuh semangat.
Flashmob P5 dikemas dengan sangat menarik. Pak Arif sebagai pembawa bendera merah putih memakai kostum Anoman. Guru-guru yang turut menjadi instruktur yaitu Bu Linda, Bu Prima, Bu Dian, Bu Rahayu, Pak Candra, dan Pak Arya tetap memakai batik sedangkan anak-anak memakai beberapa kostum tari dan olah raga. Terlihat beberapa orangtua menangis haru entah karena suasana atau kreativitas Flashmob P5. Beberapa orangtua menyampaikan, semoga setiap tahun SLB/B Karya Bakti membuat acara serupa yang dapat menghibur dan mendekatkan anak pada kebaikan-kebaikan Pancasila. Tamu undangan yang hadir juga memberikan apresiasi dan berharap setiap tahun diadakan acara Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SLB/B Karya Bakti Wonosobo.
Salam dari :
–rosadelima-