Pada pembukaan Master Ceremony (MC = pembawa acara) mengumumkan kepada seluruh peserta orang dengar di audiotorium seraya mengarahkan (menunjuk) pada kami peserta Tuli sejumlah 30 orang dari berbagai komunitas Tuli Yogyakarta, MC mengajak seluruh peserta orang dengar bertepuk tangan menyambut kami. Kami pun membalas dengan mengangkat tangan “bertepuk tangan” ciri khas Tuli . Menunjukkan konperensi internasional itu inklusif. MC melalui mikropon memohon peserta Tuli mewakili GERKATIN DIY dan komunitas Tuli Yogyakarta maju ke depan. JBI menerjemahkan bisindo lalu ….teman2 bingung siapa yang maju….mereka mengarahkan menunjuk pada saya. Hmmm….ya sudahlah saya yang maju mewakili teman2 Tuli. Saya naik ke panggung berdiri bersama dengan para undangan. JBI bergerak cepat berdiri di bawah panggung mengarah pada saya agar saya dapat mengikuti terjemahan bisindo selama acara penyerahan simbolis. Begitu disebutkan MC bahwa penyerahan simbolis kepada wakil Tuli Yogyaarta oleh bapak manager, saya maju menerima buku cetak.
Foto : Bapak manager TULAR NALAR MAFINDO menyerahkan buku Modul Kelas Ayo Bareng “ TULI CAKAP DIGITAL”.
Sesi pertama jam 09.00 – 12.00 acara diskusi panel menampilkan pembicara internasional antara lain dari Australia, Philipina, Thailand dan dari Indonesia anatara lain dari Bandung, Jakarta, Yogyakarta. Presentasi PPT (Power Point) melalui Zoom disiarkan langsung pada layar besar seperti film bioskop sehingga para peserta konperensi ini mudah membaca PPT serta wajah pembicara dengan sangat jelas. Tulisan besar2, foto dan video pendukung materinya sangat jelas. Pokoknya keren. Menarik ! Bahasa Inggris dari pembicara asing langsung ditejemahkan ke Bahasa Indonesia, para peserta dengar dipinjamkan Earphone (semacam alat bantu dengar) milik panitia. (tidak boleh dibawa pulang). JBI juga menggunakan Earphone dari panitia maka dapat menerjemahkan ke Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Untunglah peserta Tuli dibantu 2 (dua) orang perempuan JBI secara bergantian maka kami dapat memahami isi semua materi diskusi lebih banyak yang disampaikan oleh pembicara2 yang duduk di atas panggung dan dari layar zoom itu. Demikian pula syukurlah Bahasanya dapat kami pahami dengan baik maka kami peroleh tambahan wawasan yang baru. Saya senang karena tertarik materi2nya.
Pokok materi diskusi berkisar tentang pengalaman mereka dalam mengedukasi para Lansia di ASIA karena rentan penipuan digital. Didirikan sekolah lansia untuk mendidik lansia cara menghadapi informasi / berita dari berbagai media sosial melalui Handphone/computer. Lansia sekarang harus mau menerima perubahan jaman, dari jaman fisik ke jaman digital. Dari offline ke online. Contoh: penggunaan sistem pembayaran dari fisik ke digital menggunakan Qris, form pendaftaran dengan Barcode atau link. Dan masih banyak system digital yang harus kita ketahui dan pelajari agar terhindar dari kejahatan teknologi digital. Indonesia ini sedang getol mengejar teknologi digital agar mampu menyamai dengan negara2 maju. Maksudnya jangan “berjalan di tempat saja”, artinya harus terus mengikuti perkembangan jaman, namun waspada kejahatan digital. Contoh : iklan / berita / informasi yang hoax. Dalam hal ini MAFINDO sudah mengedukasi 1.200.000 lansia Indonesia selama tahun 2023 – 2025. Kebetulan agenda sesi pagi itu penting bagi saya nih.


Acara sesi pertama selesai jam. 12.30, dilanjutkan makan siang, dibagikan dos snack dan dos nasi, makan di luar Gedung. Peserta umum meninjau Pameran /Bazaar di sebelah Gedung. Teman2 Adeco yang hadir bertanya pada saya : …mau pulang nggak ? sampai sore ? Saya jawab: hmm…aku sampai sore. Ayoo bareng sampai sore ikuti kelas khusus Tuli ada simulasi. Penting.

Peserta Tuli pindah ke ruang kuliah Sekolah Tinggi Multi Media sekitar 50 meter dari Auditorium untuk acara sesi kedua Kelas Ayo Bareng “TULI CAKAP DIGITAL”.
Di ruang kelas, bertemu 2 (dua) orang alumni SLB Don Bosco yang memakai seragam panitia. Mereka ialah Iqbal Wahyu Pratama dan Dwi Kusuma Wirawan yang bertugas selaku fasilitator kelas Ayo Bareng “Tuli Cakap Digital”, berstatus mahasiswa UMM Magelang, bergabung dengan MAFINDO bersama orang dengar 3 orang mahasiswa. Mereka melatih memberi simulasi untuk peserta Tuli. Mereka yang menyusun buku Modul Kelas Ayo Bareng “Tuli Cakap Digital” sebagai pedoman simulasi dengan game.
Diungkapkan penjelasan oleh salah seorang pelatih (dengar) diterjemahkan JBI bahwa tujuan diadakan kelas Ayo Bareng “Tuli Cakap Digital” ini untuk mengedukasi teman2 Tuli agar mampu menghadapi bahaya-bahaya digital yang makin gencar di dunia media sosial. Kelas Ayo Bareng ini pertama kali diadakan di Wonosobo bersama komunitas Tuli ADECO karesidenan Kedu dan organisasi GERKATIN cabang Wonosobo, yang datang dari Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung dan Muntilan . Materi2 yang diberikan:
- Presentasi PPT oleh Dwi Kusuma Wirawan yang menguraikan tentang Penipuan di dunia digital misalnya: bahaya JUDOL = Judi Online, berita hoax, pacar online, lowongan kerja online, investasi modal online, arisan online.
- Presentasi PPT oleh Iqbal Wahyu Pratama mengajarkan cara menghadapi dan mengatasi bahaya-bahaya dunia digital agar tidak terulang lagi mengalami kerugian dengan senjata yaitu: Tahu – Tanggap – Tangguh. Cara melaporkan penipuan digital.
Presentasi PPT itu dilanjutkan SIMULASI dengan GAME (=permainan) untuk membantu teman2 Tuli secara visual. Dalam game itu ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta Tuli. Dari jawaban peserta dapat diketahui apakah peserta yang bersangkutan sudah memahami atau belum. Adapun permainan game yaitu: Ular Tangga, Rolet Putar.

Sudah selesai jam.16.00, lalu lanjutkan menuju ke area terbuka, berjalan kaki sekitar 100 meter ke bazaar, di area itu menawarkan kolaborasi dari lembaga2 terkait teknologi informasi, pertunjukan musik, sajian makan /minum GRATIS, yaitu siomay dan bakso. Suasana tentu ramai diserbu peserta tampak kelaparan….melepas dahaga dengan minuman segar Es Lemon Teh. Kami merasa puas dan senang peroleh pengalaman dan pengetahuan baru, ditambah menerima sertifikat online, konsumsi, merchands isi : dompet, buku notes, bolpoint, alat pijit, lap HP, bros, gantungan kunci, uang transpor @ 100k dan pendaftaran gratis.
Diceritakan Oleh:
M. Th. Dita Rukmini S.(DU, 1972)