Bersambung dari edisi no. 3 / II / April / 2025
Pelapor bernama AULIA seorang ibu muda mencari anak kandungnya, Dia minta tolong LIONIL agar anaknya yang bernama ZIDAN, anaknya laki2 dapat ditemukan.
Aulia : Sudah mencari Zidan di rumah mertua, karena suami meninggalkannya dalam waktu lama, tapi tidak tahu di mana suami berada. Mohon bantu cari Zidan ke rumah mertua.
Lionil : Ya… ayo masuk ke mobil, kita omong lanjut. Tolong sharelok rumah mertua di mana. Aulia menunjukkan Handphone yang sudah disharelock kepada sopir tim “Tercyduk”. Selama perjalanan di mobil menuju ke rumah mertua, Aulia diinvestigasi oleh Lionil dan psikolog Intan. Dengan sedu – sedan Aulia menangis menceritakan kronologi kisahnya.
Setiba rumah mertua, Aulia langsung turun dari mobil menghampiri mertuanya.
Aulia : Buu….di mana Zidaaaan ….toloooong mau temu sebentar aja.
Mertua : Zidan sudah tidak di sini lagi.
Aulia tidak percaya lalu berusaha masuk ke dalam rumah mencari Zidan, tapi dicegah mertua tsb. Aulia makin marah memberontak. Aulia menuduh mertua menyembuyikan anaknya laki2 yang masih kecil. Sambil merengek menangis sedu memohon mertua memberitahu di mana Zidan anaknya dan suaminya Ilham. Mertua tetap tidak mau memberitahu (merahasiakan)
Mertua tersinggung karena dituduh membohongi Aulia maka mertua membalas dengan kasar mendorong Aulia jatuh ke jalan depan rumah itu….. mengusir Aulia. Mertua tsb siap mau menyiramkan satu ember isi air tapi …batal. Dan balik menuduh Aulia yang salah menyia-yiakan anaknya sendiri. Aulia tambah menangis tersedu…..baru SADAR! Lionil dengan serius terus mengikuti dan mendengarkan pertengkaran itu, baru tahu ternyata Aulia ada kesalahannya. Psikolog Intan berusaha menenangkan Aulia yang semakin keras sedunya.
Lionel berusaha menenangkan dan melerai pertengkaran sengit sampai dorong mendorong… Lionel menjelaskan tujuan Aulia selain mencari Zidan juga mencari Ilham tinggal di mana atau tempat kerjanya untuk diselesaikannya. Mertua tampak keberatan karena tidak suka Aulia.
Mertua akhirnya menyerahkan secarik kertas berisi alamat kantor Ilham mantan suami Aulia melalui tetangganya kepada Lionil.
Bergegaslah tim “Tercyduk” menuju ke kantor Ilham. Setiba di kantor tempat kerja Ilham, sayang Ilham sedang tugas keluar. Mereka bertemu seorang perempuan yang adalah pacar Ilham, Aulia dengan emosi menganggap perempuan itu merebut suaminya. Terjadilah pertengkaran. Perempuan itu (lupa nama) mengatakan bahwa belum menikah, baru kenal tiga bulan lalu. Lionil menjelaskan duduk persoalan Aulia lalu perempuan itu memberi alamat kost Ilham. Dia malah menyarankan Aulia datang ke rumahnya untuk menyelesaikan persoalannya.
Di lokasi kost Ilham, bertemu seorang pembantu rumah tangga. Ditunjukkan kamar Ilham kosong, Ilham belum pulang dari kerjanya. Sambil menunggu Ilham pulang, Aulia nekad masuk kamar Ilham mencari-cari bukti adanya Zidan anaknya…..Lionil menemukan sebuah mainan milik Zidan. Tidak ditemukan pakaian milik Zidan.
Lalu mereka duduk….tiba2 muncul Ilham sudah pulang dari kerja langsung dilabrak Aulia dengan emosionilnya.
Aulia : Ilham ….di manaaaa Zidan ?
Ilham : Kamu salah sendiri ! Kurang memperhatikan Zidan, kamu ke mana aja ? Terpaksa titip ibu (mertuaAulia)…! Sampai Zidan jatuh sakit dibawa ke Rumah sakit. Aulia marah tidak diberitahu mertua tadi ( mertua merahasiakan) tentang kondisi Zidan sakit. Aulia lebih marah lagi merasa dilecehkan suaminya sampai punya pacar baru. Tapi Ilham membela diri, lalu menarik tangan Aulia menuju ke lokasi yang tidak jauh dari kostnya….ke kuburan Zidan !
Astagaaaa ! Tim “Tercyduk” terkejut….. melihat batu nisan tertulis “Zidan bin Ilham”, menunjukkan usia 3 (tiga) tahun. Lionil terharu air matanya pun meleleh di pipinya menyaksikan Aulia menangis tersedu menyesal sekali. Dia SADAR bersalah telah menyia-yiakan Zidan semasa masih balita.
Hikmah: Seorang ibu muda yang merupakan wanita karier, sibuk sekali. Demikian pula suaminya sibuk mencari nafkah, sehingga anak kandung dititipkan mertuanya. Gara-gara pasutri (pasangan suami isteri) sama-sama sibuk, kurang memperhatikan anak kandung yang masih usia BALITA, sehingga anak kandungnya merasa disia-siakan oleh orang tuanya. Mertuanya mungkin merasa kerepotan momong cucu. Akibatnya anak kandung kelak kalau dewasa kecewa dan takut menghadapi masa depannya.
Pelajaran bagi calon pasutri, sebelum menikah alangkah baiknya kursus perkawinan demi keutuhan rumah tangga dan peroleh berkat kebahagiaan sampai maut yang memisahkannya agar lebih bersiap diri menghadapi suatu Badai dalam bahtera rumah tangga jangan sampai hancur berantakan.
Penulis:
Dita Rukmini S. (DU 1972/1973)
ADECO wilayah Yogyakarta.