Berkunjung ke kota almamaterku Wonosobo yang membuat bernostalgia adalah berkuliner khas. Kuliner khas Wonosobo selain tempe kemul, gorengan yang selalu dicari para alumni Dena Upakara maupun Don Bosco yaitu mie ongklok. Mie ongklok adalah mi rebus khas kota Wonosobo dan sekitarnya. Mie unik terbuat dari rebusan sayuran segar kol, potongan kucai, slada air dituangi kuah kental berkanji disebut “loh”. Banyak dijajakan di berbagai warung makan, warung tenda maupun dijajakan berkeliling menggunakan gerobak.
Resep mie ongklok pertama diperkenalkan Kwa Tjin Hwat tahun 1940. Dulu dibuat untuk memanfaatkan kekayaan alam Wonosobo seperti kol, slada air dan kucai. Sayuran ini memberi cita rasa segar dan bergizi.
Asal usul mie ongklok diambil dari nama alat untuk memasak mirip keranjang dari anyaman bambu. Proses penyajian tradisional dengan cara mencelup-celupkan ulang mie dan sayuran menggunakan alat disebut ongklok menambah nilai budaya pada cara penyajian dan menjadikan ciri khas proses pembuatan mie ongklok. Menjadikan mie begitu istimewa, melibatkan alat masak ongklok untuk merebus secara khas memberikan sentuhan magis pada mie menjadikan lebih kenyal dan lezat.

Mencicipi mie ongklok, mie memiliki tekstur kenyal, lembut dengan bentuk agak gepeng. Kuahnya kental kayak lem cair bercita rasa cenderung manis gurih. Kuah kental berkanji terbuat dari campuran pati singkong, gula merah, ebi (udang kering) rempah dan bumbu kacang memberikan rasa segar dan gurih. Setiap tegukan kuah memberikan sensasi rasa yang tak terlupakan dan menambah kangen cerita masa kecil kebersamaan teman-teman reuni. Tawa canda berbaur kemebul-kemebul sajian mie baru diangkat dari dapur wanginya taburan bawang goreng. Lebih komplit ditemani sate sapi dibalur sambal kacang dan tempe kemul yang masih hangat kemebuuuul menambah hangat badan gak bisa diajak kembroyos hehehehe….karena dingin cuaca Wonosobo brrrr….
M-enikmati kuliner khas Wonosobo di sela-sela reuni dan habis rakor.
I-ndahnya bercerita nostalgia dalam kebersamaan suka ngusilin ibu asrama guru dan suster hahaha hihihi…
E-pisode per-episode cerita kenakalan kami hahaha….
O-brolan diselingi canda tawa tingkah beliau-beliau (maafkan kami…yuk jewer hehehe…)
N-akalnya kami karena kepolosan kami.
G-alaknya beliau beliau duuuuh bikin kami kapok berbuat hahaha…
L-agi pula hukuman kami terima oleh hikmah-hikmah.
O-leh beliau-beliau, kami dinasehati dengan logika dan kasih sayang.
K-asih sayang beliau beliau mengajarkan kami bersekolah kehidupan.
Aning DU 83
ADECO Jogja