“Mbak, saya rencana mau bertemu untuk menulis artikel tentang pengalamanmu ketika menjadi volunteer fasilitator Family Fun Camp. Kapan mbak ada waktu luang?” kata saya melalui VideoCall WhatsApp
“Hmm sebentar.. Bagaimana hari sabtu tanggal 25?” tanya Novi
“Wah saya tidak bisa. Bagaimana hari minggu atau senin?” kutanya kembali kepada Novi
“Hari senin saya bisa” Jawabnya
“Oke hari Senin, sampai jumpa besok.” ujar saya mengakhiri VideoCall WhatsApp.
Senin, 27 Januari 2025 di Rumah Novi. Dengan penuh antusias, Novi memulai cerita pengalaman selama menjadi volunteer fasilitator Family Fun Camp. Bermula pada..
Tanggal 20 Desember 2024 pada malam hari, Novi menerima chat dari kenalan bernama Michelle dari Pusbisindo. Rupanya Novi ditawari untuk menjadi volunteer fasilitatar Family Fun Camp selama tiga hari di Ledok Sambi, Kaliurang. Family Fun Camp adalah kegiatan kemah tiga hari untuk orang tua yang memiliki anak Tuli/Tunarungu. Wah menarik sekali! Setelah mempertimbangkan secara matang, Novi bersedia menjadi volunteer fasilitator Family Fun Camp. Family Fun Camp adalah acara kemah orang tua dengan anak Tuli/Tunarungu selama tiga hari dua malam di Ledok Sambi, Kaliurang. Acara ini bertujuan memberi pelatihan orang tua yang memiliki anak Tuli/Tunarungu agar tercipta bonding keluarga yang kuat, lingkungan keluarga yang inklusif serta tali komunikasi antar orang tua dengan anaknya juga semakin kuat dan tetap terjalin. Acara ini disponsori oleh Pusbisindo, Gerkatin bidang kepemudaan pusat serta Starbucks.
Tanggal 3 Januari 2025 jam 17.00 WIB, acara Family Fun Camp dimulai dengan kedatangan para orang tua dengan anak Tuli/Tunarungu di Ledok Sambi, Kaliurang. Selama acara di Ledok Sambi, semua tidur di Tenda yang tersedia. Selanjutnya diperkenalkan ketua, volunteer fasilitator dan masing-masing keluarga. Ketua Family Fun Camp bernama Michelle dari Pusbisindo. Volunteer fasilitator ada 6 orang, salah satunya Novi dari Adeco. Keluarga yang hadir acara itu ada 5 keluarga yaitu 4 dari Yogja dan 1 dari Madiun. Novi mendapat tugas membantu mempererat tali komunikasi antar orang tua dan anak Tuli/Tunarungu.
Hari berikut pada 4 Januari 2025, kegiatan acaranya yaitu outbond, lukis gerabah dan teka-teki menggunakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu bukan sekedar untuk menyenangkan suasana, melainkan sebagai media pembelajaran bagi orang tua untuk anak Tuli/Tunarungu agar tali komunikasi kedua pihak tetap kuat dan terjalin. Kegiatan hari kedua diakhiri dengan acara bakar-bakaran sosis, bakso, nugget dan sebagainya.
Hari terakhir pada 5 Januari 2025 sebelum menutup acara Family Fun Camp, diadakan kegiatan main cap tangan di kanvas. Selain itu, kami semua berfoto bersama-sama. Kegiatan ini hanya berlangsung sampai pada pukul 12 siang.
Acara Family Fun Camp merupakan pengalaman pertama bagi Novi sebagai volunteer fasilitator, ditambah pula pertama kali berkegiatan bersama teman-teman Tuli dari berbagai organisasi seperti Gerkatin, Pusbisindo dan sebagainya. Novi dengan jujur mengakui sempat merasa khawatir tidak nyambung komunikasi dengan teman-teman Tuli karena perbedaan metode komunikasi, bahasa dan sebagainya. Namun beruntungnya selama acara berlangsung, Novi sama sekali tidak mengalami kendala atau kesulitan, justru sangat menikmati acara tersebut. Tidak hanya itu, Novi juga merasa ditantang untuk belajar mengajar anak kecil Tuli/Tunarungu dengan sabar.
Selama Novi berkegiatan dalam tiga hari dua malam itu, Ia menemukan satu hal penting untuk keluarga yang memiliki anak atau saudara Tuli/Tunarungu, yaitu bahwa tali komunikasi antar orang tua dengan anak/saudara Tuli/Tunarungu jangan hanya menggunakan metode oral/verbal tetapi juga disertai Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) agar komunikasi ini tidak mudah disalahpahami satu sama lain.
Narasumber: Carolina Dwi Noviyarni, alumni DU 2003, Adeco Yogyakarta
Penulis:
Vincentia Prasetya A.P, alumni DU 2015, Adeco Yogyakarta