Pada tanggal 9 September 2025 yang lalu, Sr. Antonie dan Sr. Patricia mengunjungi beberapa Adeco di Banyumas. Dari WA Sr. Antonie, saya tahu bahwa mereka sudah berangkat dari Wonosbo pada jam 06.30, diantarkan oleh pak Darmadi – sopir yang setia. Mereka langsung ke rumah saya di jl. Nakula Sokaraja. Enak sekali ya di jaman sekarang, bisa mudah mencari alamat rumah dengan panduan GPS. Mereka tiba di rumah saya sekitar jam 08.00, saya terima di ruang jahit sekaligus untuk menunjukkan pekerjaan saya sebagai penjahit. Suster berkenalan dengan suami dan ipar saya, ngobrol santai sambil minum teh sekitar satu jam. Suster minta saya menjadi pemandu untuk menunjukkan jalan ke alamat mbak Tuti Handayani di Sampang, mbak Wati ( Mustikawati ) di Adipala dan mbak Sri Wayuni ( Meni ), rumahnya di dekat Pantai Wisata Teluk Penyu Cilacap.
Tuti berfoto bersama Sr. Antoni, Sr. Patricia dan Irawati
Sesampainya di rumah Mbak Tuti, kami ramai ngobrol tentang berbagai hal : tentang pengalaman hidup berumah tangga, pengalaman bekerja sebagai penjahit dan rencananya untuk Umroh pada akhir bulan September. Mbak Tuti merasa bangga bisa menabung dari hasil kerjanya untuk Umroh. Dia bisa Umroh secara mandiri, tanpa bergantung pada orang tua. Sambil ngobrol kami disuguhi mie-ayam yang dipesan dari warung sebelah, sehingga mbak Tuti tidak repot dan bisa santai ngobrol bersama kami.
Setelah itu kami berlanjut menuju ke rumah mbak Wati di Adipala Cilacap. Aduuuuh, saya lupa alamat rumah mbak Wati. Tetapi kami tidak putus asa dan terus berusaha mencari dengan bertanya sana sini sampai berhasil. Akhirnya berhasil. Waaah, lega hati saya.
Syukurlah mbak Wati dan ibunya ada di rumah. Kami sudah kirim WA sich, tetapi mbak Wati tidak merespon, mungkin gaptek, hehehe …. ! Maka dia tidak dapat membantu kami dengan share lokasi. Kini mbak Wati tidak bekerja menjahit lagi. Dia merasa capek karena sering harus lembur sampai malam untuk mengerjakan jahitan kalau jahitannya akan segera diambil oleh si empunya. Tetapi dia mempunyai toko alat jahit lengkap : benang, kancing, veterban, ritsluiting dan lain-lain, bahkan bahan pakaian pun ada. Syukurlah, mbak Wati mempunyai pekerjaan yang baik dengan dukungan keluarga.
Ibu mbak Wati menyuguhi kami degan bakar, aneh ya kedengarannya. Degan kok dibakar. Tetapi enak sekali lho ! Degan itu dipotong di bagian atasnya, lalu air degannya diberi rempah-rempah ( cengkih, sere, jahe, ketumbar, kapulaga dll ) kemudian dihangatkan. Hmmm…. Segar !
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke rumah mbak Meni di Teluk Penyu – Cilacap. Tidak mudah mencarinya, karena saya juga lupa. Sudah lamaaa sekali saya tidak ke sana sich ! Syukur ….. akhirnya berhasil juga. Di sana mbak Meni dan ibunya sudah menunggu, siap dengan berbagai jenis kue hidangannya. Kami senang bisa bertemu mbak Meni dan ibundanya. Sudah bertahun tahun tidak bertemu mereka. Bundanya sudah lansia, tetapi masih sehat. Dia banyak bercerita tentang berbagai hal. Mbak Meni menjaga bundanya dalam hidup sehari-hari, sebab walaupun sehat tetapi dia sudah lansia – sekitar 86 tahun umurnya. Dia berjalan dengan bantuan tongkat. Ketika kami sedang berbincang dengan mbak Meni dan bundanya, mas Slamet menyusul datang ke rumah mbak Meni. Asiiik, obrolan semakin meriah.
Karena hari semakin sore, kami minta pamit untuk melanjutkan perjalanan ke rumah pak Rudi. Kami sudah sampai di Cilacap kok tidak mampir ke rumah pak Rudi, sayang kan ?! Maka sekaligus kami ke sana. Ternyata pak Rudi masih di toko, berjualan. Sudah hampir jam 17.00, tokonya belum tutup. Rajin sekali bekerja ya! Mas Slamet juga ikut ke pak Rudi, mengikuti mobil kami dengan sepeda motornya. Ternyata mas Adi P juga sudah siap menyambut kami di situ. Maka ramai-ramailah kami ngobrol ber-enam di rumah pak Rudi.
Foto bersama di rumah bapak Rudianto, Cilacap
Sekitar jam 18.00 kami pamit pulang. Suster mengantar saya kembali ke Sokaraja. Rencana saya mau mentraktir suster di warung soto khas Sokaraja, ech ….. mobilnya tidak melewati warung soto itu. Apa boleh buat !
Senang sekali saya bisa mengantar suster berkeliling kunjungan.
Ditulis oleh :
Irawati – Alumni DU 1995
ADECO wilayah Banyumas