Rabu, Agustus 6, 2025
No menu items!
spot_img
BerandaBerita AlumniBerbagi CeritaERNA FATMAWATI: KILAU PAYET DARI BALIK SENYAP

ERNA FATMAWATI: KILAU PAYET DARI BALIK SENYAP

      Di balik gemerlapnya gaun-gaun mewah karya para desainer ternama, terdapat tangan-tangan terampil yang bekerja dalam keheningan, namun hasilnya bersuara lantang dalam bentuk gaun yang indah. Salah satunya adalah Erna Fatmawati, seorang Tuli kelahiran Wonogiri, 24 Desember 1982, yang kini menjabat sebagai Kepala Payet dan Produksi di butik eksklusif Yefta Gunawan, Jakarta Selatan. Selanjutnya kita akan memanggilnya dengan nama Erna. Ia telah menikah dengan seorang alumni SLB/B Santi Rama di Cipete – Jakarta Selatan serta memiliki dua putri.

       Perjalanan hidup Erna dimulai dari SLB/B Dena Upakara – Wonosobo, tempat ia menempuh pendidikan sejak TK hingga SMP. Erna mulai masuk SLB/B Dena Upakara di usia 6 tahun dan lanjut bersekolah di SMPLB Dena Upakara hingga tamat di tahun 2000 saat usianya 18 tahun. Selama di SLB/B Dena Upakara, Erna sempat satu kelas dengan Tita, Yeni, Rosa dan Nona. Dan saat duduk di kelas 1 SMPLB Dena Upakara, Erna belajar menjahit dan di sinilah Erna mulai mengenal dunia jahit – menjahit—pengalaman awal yang secara tak disadari membuka jalan baginya menuju dunia fashion. Lulus SMPLB, Erna melanjutkan pendidikannya ke SMK Pariwisata Pius X Magelang, mengambil jurusan Tata Busana, tempat pertama kali ia jatuh cinta pada dunia payet—seni menghias busana dengan kilau manik yang penuh presisi dan membutuhkan ketelitian, kesabaran, cita rasa tinggi. Ketertarikan Erna terhadap dunia busana semakin kuat karena ia merasa menemukan panggilan jiwanya. Ia memilih jurusan Tata Busana karena melihatnya sebagai bidang yang penuh tantangan sekaligus peluang. Erna mendapat banyak ilmu bermanfaat selama di SMK antara lain meningkatkan ketrampilan praktis, peluang berwirausaha, memahami trend fashion, membangun jaringan profesional.

Erna menyukai dunia payet karena keindahan visualnya, kemampuan untuk menciptakan efek yang dramatis,

        Lulus dari SMK, Erna tak menunggu lama untuk mengasah keahlian. Erna langsung terjun ke dunia kerja dan memulai karier profesionalnya di butik ternama Ari Saputra bagian payet pada tahun 2003 – 2005 (2 tahun), kemudian pindah kerja ke butik ternama lainnya Amy Atmanto, juga di bagian payet pada tahun 2005 – 2008 (3 tahun). Tidak berhenti di stu, Erna yang menyukai tantangan baru dan ingin menambah pengalaman kemudian pindah kerja lagi ke butik Ivan Gunawan selama tujuh tahun (2008 – 2015) juga di bagian payet. Di setiap langkah, Erna makin mengasah keterampilan dan mengumpulkan kepercayaan, hingga akhirnya ia menetap di butik Yefta Gunawan sejak 2015 hingga sekarang sudah jalan 10 tahun, tempat ia menjadi kepala payet dan produksi hingga hari ini.

        Informasi mengenai butik Yefta Gunawan bisa ditemukan di Google dan Instagram, tidak sulit menemukannya karena namanya sudah dikenal banyak orang di Indonesia sebagai desainer gaun pengantin yang top, mewah dan elegan. Butik Yefta Gunawan terletak di kawasan elit, daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Meski jarak dari rumahnya di Depok cukup jauh, semangat Erna untuk terus berkarya tak pernah surut. Bila ada pelanggan mau membuat gaun pengantin di butik Yefta Gunawan, bisa mencari nomer kontak di Google atau kirim pesan melalui Instagram untuk mengatur janji bertemu dengan Pak Yefta Gunawan untuk selanjutnya membahas desain gaun.

Yefta Gunawan di Google
Instagram Yefta Gunawan

          Pekerjaan Erna jauh dari kata mudah, menurut Erna pekerjaan payet di butik sangat berat. Menurutnya, menangani payet di butik bukan hanya soal keterampilan, tapi juga soal ketangguhan fisik dan mental. Setiap hari, ia memimpin tim dalam menangani berbagai pesanan gaun pelanggan mulai dari gaun pernikahan, prewedding, gaun after party hingga gaun malam yang mewah. Jumlah gaun yang harus dipayet sangat banyak, dan semuanya menuntut teknik yang tepat, ketelitian tinggi, kesabaran, serta konsentrasi penuh. Proses ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Dibutuhkan kerja sama yang solid antar tim: mulai dari tim pembuat pola, penjahit, bordir, hingga tim payet, agar tercipta gaun yang benar-benar sempurna.

         Butik Yefta Gunawan selalu ramai dengan pelanggan, bahkan bisa menerima hingga 10 pesanan per hari. Ini berarti tim harus bekerja cepat dan efisien untuk mengejar deadline tanpa mengorbankan kualitas. Setiap butir payet harus terpasang rapi, sesuai desain, dan selesai tepat waktu. Meski penuh tekanan dan tanggung jawab besar, bagi Erna inilah sumber kebahagiaannya. Ia menikmati setiap prosesnya, karena bagi Erna, bekerja dengan cinta akan selalu menghadirkan rasa bangga dan kepuasan tersendiri.

         Meskipun menjadi satu-satunya karyawan Tuli di antara 100 pekerja di butik Yefta Gunawan, Erna membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Ia mampu berkomunikasi dengan baik, cepat memahami instruksi, dan bahkan dipercaya menangani langsung pesanan dari kalangan selebritas. Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika ia menyambut dan berbicara langsung dengan Luna Maya yang datang memesan gaun pengantinnya.

Saat bersama artis, Luna Maya

         Hari itu tanggal 1 Maret 2025, Luna Maya sang artis yang terkenal setanah air menghubungi butik Yefta Gunawan untuk memesan gaun. Erna pun mengatur jadwal meeting dengan Pak Yafta Gunawan untuk membahas desain gaun. Dengan bahasa isyarat, Erna menyampaikan sambutan hangat, dan sang artis pun membalas dengan sikap ramah sembari mengucapkan terima kasih. Sebelum meeting dimulai, Erna sempat ngobrol dengan Luna Maya untuk memberi arahan mengenai gaun pengantin yang diinginkan Luna Maya. Tak hanya Luna Maya, nama-nama besar seperti Pevita Pearce, Venny Chandra (istri Edric Tjandra) dan Ibu Liliana Tanoesoedibjo (Konglomerat / Politisi  dan pemilik usaha MNC TV) juga pernah dilayani oleh Erna. Luar biasa.

Luna Maya sangat menyukai busana yang dipenuhi payetan
Hasil fitting gaun Luna Maya, hasilnya sangat memuaskan

 

 

 

Erna bersama Ibu Liliana Tanoesoedibjo (Konglomerat / Politisi  dan pemilik usaha MNC TV)

       Bagi Erna, rahasia sukses bukan hanya pada keterampilan, tapi pada kecintaan terhadap pekerjaan. “Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan,” ujarnya. Menurut Erna, kalian harus yakin telah melakukan pekerjaan yang hebat dan merasa puas untuk hal itu. Erna pun menambahkan, bahwa suatu pekerjan akan mengisi sebagian besar dari hidup anda, maka jika anda belum menemukan pekerjaan yang dicintai, teruslah mencari sampai anda menemukannya. Kalian akan tahu saat itu tiba. Ia pun mendorong siapa pun untuk terus mencari, tak menyerah, dan yakin bahwa keberhasilan akan datang pada waktunya.

       Dengan semangat “Melawan Sunyi, Mengukir Prestasi,” kisah Erna Fatmawati bukan hanya inspirasi bagi para penyandang disabilitas, tapi juga bagi siapa pun yang sedang memperjuangkan mimpi—bahwa keheningan pun bisa bersinar, bila disertai ketekunan dan cinta pada apa yang dikerjakan.

Ditulis oleh:

Enny Suharto (Onik) Alumni DU 1987 – ADECO JABODETABEK

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

posting terupdate

Recent Comments

Andre Tjakra ( Alumni Don Bosco 2001) pada GANGGUAN MATA
Aning pada PENDERITAAN ELIZA
Aning pada TEMPE KEMUL
dewi murtindah pada TEMPE KEMUL
Aning pada Kisah Seorang Mirmo
dewi murtindah pada EDITORIAL
dewi murtindah pada EDITORIAL
dewi murtindah pada * Pelepasan Kerinduan Kita *
dewi murtindah pada ~Dena Upakara~
Aning pada ~Dena Upakara~
Andre Tjakra (Adeco Bandung dan ketua keluarga ADECO Bandung) pada Reuni Kecil Murid Pertama Saya
Rudianto pada EDITORIAL
Rudianto pada EDITORIAL
Tabita Setyowati pada EDITORIAL
error: Content is protected !!