Senin, Desember 23, 2024
No menu items!
spot_img
BerandaBerita AlumniBerbagi CeritaHaii teman-teman ADECO ,

Haii teman-teman ADECO ,

Wahh senang yaa sekarang ADECO sudah ada majalah online untuk ajang  komunikasi berbagi informasi. Kali ini saya akan sedikit berbagai cerita tentang kunjungan saya ke salah satu alumni Dena Upakara yang bertempat tinggal di kota Purworejo.

Sebelum bercerita lebih lanjut , saya sampaikan pada teman-teman bahwa sejak pertengahan bulan Juli 2024 saya sudah pindah komunitas di  Purwodadi, Purworejo. Nama Komunitas Para Suster PMY di Purworejo adalah Komunitas Yohanes.  Di komunitas Yohanes, saya hidup bersama dengan     Sr.Agnes PMY. Karya pelayanan Suster PMY di Komunitas Yohanes Purworejo adalah karya pastoral kemasyarakatan dan pendampingan kaum disabilitas di daerah setempat. Suster Agnes PMY terlibat aktif sebagai salah satu pengurus Disabilitas People Organisation ( DPO ) di Purworejo.  DPO merupakan organisasi penyandang disabilitas di tingkat Kecamatan di Kota Purworejo. Anggota DPO tidak terbatas pada penyandang disabilitas  tertentu tetapi berbagai disabilitas.

Pada akhir bulan September lalu tepatnya tanggal 29 September, saya dan Sr.Agnes berkesempatan mengunjungi teman kita, Widi, salah satu alumni Dena Upakara yang bertempat tinggal di Purworejo.

Rumah Widi berada tepat di depan Rumah Sakit Umum Purworejo. Sebelum mengunjungi Widi, saya menjemput Naim, yang juga alumni Dena Upakara untuk bersama mengunjungi Widi. Puji Tuhan bahwa kondisi Widi sehat. Widi yang juga sering dipanggil dengan sebutan Wiwid tinggal sendirian di rumahnya. Dia memiliki usaha kos – kosan yang lumayan banyak kamarnya, di lantai bawah ada 4 kamar, sedangkan di lantai  dua ada 9 kamar. Meskipun banyak kamar namun sayang tidak ada satupun kamar kos yang laku, semua kamar kosong. Kondisi tersebut tentu berpengaruh bagi kehidupan Widi saat ini. Dia tidak memiliki income pendapatan sementara harus tetap mengeluarkan biaya perawatan rumah, air, listrik dan juga kebutuhan hidup sehari-hari.  Satu mesin jahit yang sebenarnya masih bisa ia gunakan untuk mencari nafkah-pun rusak dan ia tidak mampu membetulkan.

Syukur bahwa masih ada Tantenya yang setiap hari mengirim makanan untuknya sehingga Wiwid masih bertahan hidup. Namun demikian tidak dibenarkan bila  Wiwid  bergantung terus pada Tantenya. Melalui sharing ini saya berharap teman-teman bisa mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami Widi/Wiwid. Bantuan solusi bisa dalam wujud ide, gagasan dan mungkin dukungan moral dengan mengunjungi, menghibur, memberi semangat, membetulkan mesin jahit yang rusak,  atau membantu pemasaran usaha kos-kosan yang sudah ada.  Hayoo siapa mau membantuuu…

Mari kita berempati dan berbagi hati untuk Widi. Tuhan memberkati.

 

                                                                                                                            Sr.Ester PMY

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments

Open chat
MAU TANYA ?
Ajukan pertanyaan