Suatu ketika seperti biasanya saya suka membaca pesan obrolan di WhatsApp Grup Komunitas Katolik PATUKA KAJ. Ada info yang menarik perhatian tentang undangan e-flyer yang di-share dari Gereja Paroki Santo Matias Rasul, Kosambi Baru di Jakarta Barat. Undangan e-flyer itu tertanggal 15 Juli 2023 ada perayaan ekaristi misa pembukaan “Emmaus Journey” Angkatan 8 dan juga dibuka kelompok khusus difabel. Pada kesempatan emas yang tidak sia-sia, saya mengirim pesan WA: “Apakah ada waktu luang bagi kalian untuk hadir kesana?”, kepada Pak Thomas Bambang dan ibu Meylan ( Pasutri Alumni Cipete dan DU ). Jawaban mereka : “Ya, oke, boleh…”
Ketika tiba hari itu kami pergi bersama ke Gereja, dan disana ada acara gathering yang berlangsung dengan penuh keakraban dan ramah tamah, sambil mendengarkan sosialisasi tentang Emmaus Journey dan penjelasan-penjelasannya yang dibawakan oleh Ketua Panitianya. Di sela-sela acara kami berkenalan dua orang fasilitator tuli dengan khas nada oral kuat dan sedikit bahasa isyarat. Wah, bagus juga nih gumam saya atas keterangan kesaksian mereka karena menarik hati saya yang merasa perlu diteguhkan dalam pola penghayatan iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamat, Pemberi Janji Kehidupan Kekal bersamaNya. Emmaus Journey adalah spiritualitas Kitab Suci yang membantu umat Katolik untuk lebih menghayati firman-firmanNya, dan menerapkan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi melalui kelompok ini, secara bertahap para peserta akan didampingi untuk menjalani kehidupan kristiani yang mendasar, berbuah dan terfokus serta yang terakhir The Seven Last Words from the Cross.
Kemudian pada minggu berikutnya, kami mendaftarkan diri sebagai peserta kelompok spiritualitas Emmaus Journey Angkatan 8, dan selanjutnya sudah mulai ikut kegiatan pertemuan kelompok selama sesi per sesi yang dipandu oleh dua fasilitator orang tuli dan dua fasilitator orang dengar. Awalnya sih saya merasa berat mengikuti kelompok spiritualitas ini, karena banyak godaan yang bisa jadi alasan untuk menyerah, malas, moody, karena pertemuan memakan waktu 2-3 jam bahkan kadang 4 jam tiap sesi, juga tak mudahnya menterjemahkan buku panduan yang menggunakan bahasa tinggi nan luas dan mendalam sekali maknanya, serta juga terbentur pembagian waktu kesibukan saya yang sudah terjadwal
Selama pertemuan sesi per sesi berjalan muncullah kerinduan menyeruak dalam relung hatiku untuk selalu membiasakan diri membaca Kitab Suci, berdoa tiap hari, merenungkan sabdaNya, membuat jurnal harian, jadi tahu makna dari batu penjuru dan batu sandungan, menyadari unsur-unsur dalam hidup beriman, yaitu: percaya, penyerahan diri, pengharapan dan kasih supaya semakin dirasakan pentingnya menjadi rendah hati di hadapan sesama dan Tuhan.
Keakraban dan kekeluargaan yang terbangun dalam kelompok spiritualitas ini mengalahkan keinginan saya untuk mundur atau menyerah, sebaliknya memacu semangat berkumpul, dan menumbuhkan rasa persaudaraan dan saling sharing bersama dengan para fasilitator dengan gamblang mengurai materi-materi serta ayat-ayat Kitab Suci. Dari situlah imanku bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Kegiatan pertemuan ini ditempuh selama 9 bulan dan saya mendapatkan suka cita seperti kisah Yesus sendirilah berkenan menemani 2 orang murid seperjalanan menuju ke Emmaus dalam kekecewaan, kebingungan, keputusasaan. Kata mereka seorang kepada yang lain : “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Dia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Dia menerangkan kitab suci kepada kita ?” Kalau dulu emosi saya mudah tersulut kemarahan besar dan ingin balas dendam karena disakiti difitnah orang lain, tidak demikian setelah mengikuti kelompok spiritualitas ini, yang menuntun saya menjadi orang yang pemaaf, bertobat, dan melupakan masa lalu yang kelam supaya mengalami suka cita dalam hidupku, damai, dan mengandalkan Tuhan Yesus. Ini semua sudah mengubahkan rangkaian pengalaman hidup pahit dan manis dalam hidup saya, menjadi rasa syukur dan tetap rendah hati.
Kemudian, pada tanggal 27-28 April 2024 bertempat di Wisma Pusat Pastoral KAJ Samadi, diselenggarakan retret perutusan Emmaus Journey Angkatan 8 dengan tema “Berjalan BersamaKu, Untuk Berbuah (Yohanes 15:5 )” diikuti para kelompok Emmauser dari seluruh angkatan. Suasananya penuh kemeriahan, bernyanyi-nyanyi dengan girang bersama, mengidungkan lagu-lagu rohani, dan turut serta dalam permainan-permainan (games) yang seru, serta pembagian hadiah penghargaan bagi 100 % selalu hadir (tak pernah absen), undian door prize, dan mensharingkan pengalaman kesaksian iman mereka. Acara dikemas dengan sangat berkesan, juga menghadirkan pembicara Romo Marcellinus Vitus Dwiputra, Pr didampingi oleh Frater Yudha dan Frater Wilson, serta juga dilakukan penyerahan sertifikat Emmaus Journey Angkatan 8 oleh Ketua Bapak FX. Sandi Susanto dan Ketua Team Pendamping Fasilitator (TPF) Ibu drg. Frederika Widjaja Hakim kepada saya yang dinyatakan telah lulus sebagai Emmauser.
Demikianlah sekelumit cerita tentang pengalaman saya mengikuti Emmaus Journey yang menyelami bagaimana mewartakan Yesus yang bangkit di masa kini, tetapi melalui pelayanan dengan hati. Hati yang punya pengalaman mencintai dan setia terhadap Tuhan Yesus dalam situasi apapun. Sebagai seorang Emmauser, saya harus mencintai Kitab Suci, mencintai pewartaan dan mencintai pelayanan. Salam Emmauser! Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua. Terima kasih!
Ditulis oleh :
DS. M. Indrianto Gintoro ( Nico )– (DB,1972)
Alumni Binus 86 Jakarta.