15 Maret 2024 – Jalan raya yang acap kali ramai dilalui berbagai kendaraan kini tidak terlalu ramai seperti biasa, entah mengapa demikian, terdapat sebuah motor matic tua yang sedang melewati jalan tersebut. Motor matic tersebut dikendarai oleh Clara dan dibonceng Vinta di belakang Clara. Inilah perjalanan kami ke suatu daerah yang jauh dari kota Yogya, yang masih dikelilingi alam hijau segar ialah Kulonprogo.
Tujuan kami pergi ke Kulonprogo ialah menjenguk sekaligus bersilathurami agar hubungan kami dengan alumni Dena-Upakara tersebut yang sempat putus kembali terjalin lagi. Alumni yang dimaksudkan ialah seorang lulusan sekolah Dena-Upakara tahun 2016 yang kini tinggal di desa Samigaluh, Kulonprogo. Ia bernama Kartika (nama samaran). Selain agar kembali terjalin, kami bermaksud mengajak Kartika untuk kembali aktif sebagai anggota Adeco Yogyakarta agar terus bersosialisasi dengan teman-teman Tuli di Jogja.
Setelah memakan waktu 1 jam dari Yogya ke Kulonprogo, kami akhirnya sampai di rumah Kartika dengan dipandu oleh kenalan Vinta. Ketika sampai di rumahnya, kami disambut gembira bahkan dijamu dengan beberapa camilan dan minuman botol mineral. Wah kebetulan kami haus dan lupa tidak membeli minuman mineral. Di ruang tamu, kami semua bercakap-cakap, melepaskan rasa rindu setelah lama tidak berjumpa. Kami saling menanyakan kabarnya.
Dengan wajah yang kalem, Kartika menceritakan bahwa sampai saat ini dia sedang tidak memiliki pekerjaan dan rencananya mencoba melamar pekerjaan di tempat kenalan ibunya. Ia juga menceritakan bahwa Ia memiliki keinginan hidup mandiri tanpa bergantung pada orang tuanya. Atas insiatif setelah mendengarkan hal tersebut, Vinta dan Clara memberitahu bahwa ada sebuah tempat usaha di Yogya yang menyediakan lapangan pekerjaan untuk teman-teman Tuli. Bidang kegiatan di tempat usaha tersebut ialah memayet pakaian pesanan klien. Rupanya Ia dengan senang hati mengetahui hal tersebut dan dalam waktu ini ia akan mencoba melamar ke tempat usaha itu di Yogya. Setelah berpuas-puasan, kami makan siang bersama lalu pamit pulang kembali ke Yogya.
Penulis:
Vincentia Prasetya Anggraeni Pangestu